Jumat, 29 Januari 2016

Menggapai Mimpi di Puncak Rinjani (Part 4)


Matahari sudah menampakkan wajahnya diufuk timur. Hari yang sangat cerah setelah hujan semalam. Hari ini kami akan memanjakan diri dengan berendam di sumber air panas, sebelum memulai perjalanan pulang. Jalur ke sumber air panas satu jalur dengan sumber mata air untuk minum. Banyak sumber air panas disini, dari yang sangat panas hingga yang sedang-sedang saja.

Sumber Air Panas

Setelah cukup lama berendam kami kembali ke tenda untuk sarapan dan persiapan pulang. Jarum jam tepat diangka 9 saat kami mulai beranjak untuk meninggalkan Segara Anak. Jalur senaru menjadi pilihan kami untuk pulang. Perjalanan yang kami lalui cukup menguras tenaga. Karena jalur yang menanjak dan curam. Kami harus sangat berhati-hati, ditambah hujan deras yang terus mengguyur kami sepanjang perjalanan.

Rasa cemas belum berakhir saat kami menginjakkan kaki di Plawangan Senaru. Kami hanya berlima. Cuaca sangat berkabut dengan jarak pandang yang minim. Plang penunjuk arah tidak berdiri dengan seharusnya, kami kehilangan arah. Tidak ada seorangpun selain kami berlima. Kami hanya bisa berdiam sejenak menunggu orang lain yang mungkin akan melewati jalur itu juga. Rasa cemas dan khawatir muncul dalam diri saya, kalau memang saya harus berakhir disini. Sedikit drama memang, tapi itulah yang saya rasakan waktu itu.

Rasa cemas dan khawatir perlahan mulai berkurang setelah ada 4 pendaki lain yang mau turun melewati jalur Senaru juga. Tapi sama dengan kami mereka juga tidak ada yang tahu jalur mana yang benar untuk turun. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya ada rombongan bule yang baru naik melewati jalur Senaru untuk menuju Segara Anak. Ditambah lagi dengan porter yang mengantar para bule. Setelah bertanya kepada mereka akhirnya kami semua turun dengan melewati jalur yang benar.

Hari sudah beranjak gelap pada saat kami sampai di Pos 3. Rasanya terlalu beresiko untuk melanjutkan perjalanan turun. Hujan yang tidak kunjung berhenti, ditambah badan saya sudah mulai menggigil parah. Yang saya takutkan adalah Hipotermia. Akhirnya kami memutuskan untuk bermalam di Pos 3.


Hari kelima pendakian, melenceng dari rencana awal yang kami rencanakan hanya 4 hari. Pagi-pagi sekali kami bangun dan segera memasak untuk sarapan, mengejar waktu untuk turun sampai ke Senaru secepat mungkin. Ada yang unik di Pos 3, monyet-monyet disini suka mencuri makanan dari para pendaki. Tidak boleh lengah sama sekali, sekali lengah dengan cepat mereka dapat mencuri. Kami harus berhati-hati menjaga perbekalan kami.

Tidak banyak yang kami lakukan dihari ini. Sekitar jam 8 kami memulai perjalanan turun menuju desa Senaru. Untung saja kami tidak melanjutkan perjalanan semalam dan memutuskan untuk bermalam di pos 3. Perjalanan dari pos 3 menuju desa Senaru melewati hutan, tidak seperti jalur Sembalun.

Pintu Gerbang Senaru

Sekitar jam 12 akhirnya kami sampai di desa Senaru, beristirahat sebentar untuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan Bangsal untuk menyebrang ke Gili Trawangan. 

Sebuah perjalanan yang sangat berarti bagi saya pribadi. Tentang sebuah mimpi yang saya yakini dan perjuangkan untuk menjadi nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar