Minggu, 06 Desember 2020

Dynamic Route Mikrotik (OSPF)

 

Melanjutkan tulisan saya sebelumnya tentang Static Route, kali ini penulis akan membahas tentang Dynamic Route atau Routing Dinamis. Routing Dinamis menjadi opsi yang paling mungkin dan memudahkan apabila kita memiliki jaringan yang sangat besar, dan memiliki banyak ruter. Tidak terbayang apabila harus mengkonfigurasi routing di setiap ruter yang terhubung dalam jaringan yang besar. Selain memudahkan, routing dinamis juga dapat meminimalisir risiko kesalahan konfigurasi. Salah satu protokol yang mendukung untuk ini adalah OSPF (Open Shortest Path First). Adalah sebuah protokol routing dinamis yang mampu menjaga, mengatur, dan mendistribusikan informasi routing antar jaringan mengikuti setiap perubahan jaringan secara dinamis.

Pada OSPF dikenal sebuah istilah Autonomous System (AS) yaitu sebuah gabungan dari beberapa jaringan yang bersifat routing yang terdiri dari satu atau lebih IP Prefix yang terhubung dan memiliki kesamaan metode serta kebijakan pengaturan jarigan, yang semuanya dapat dikendalikan oleh admin jaringan. OSPF termasuk di dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol) yang memiliki kemampuan Link-State dan algoritma Djikstra yang jauh lebih efisien dibandingkan protokol IGP lain. Dalam operasinya OSPF menggunakan protokol sendiri, yaitu protokol 89.

Sedikit gambaran cara kerja OSPF:

  • Setiap ruter membuat Link State Packet (LSP),
  • Kemudian LSP didistribusikan ke semua neighbour menggunakan Link State Advertisement (LSA) tipe 1 dan menentukan Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR) dalam satu area,
  • Designated Router (DR) yaitu ruter yang akan mengirimkan update routing ke semua ruter yang berpartisipasi dalam proses OSPF, dan Backup Designated Router (BDR) yaitu ruter cadangan dari DR,
  • Masing-masing ruter menghitung jalur terpendek (shortest path) ke semua neighbour berdasarkan cost routing,
  • Jika ada perbedaan atau perubahan tabel routing, ruter akan mengirimkan LSP ke DR dan BDR melalui alamat multicast 224.0.0.6,
  • LSP akan didistribusikan oleh DR ke ruter neighbour lain dalam 1 area sehingga semua ruter neighbour akan melakukan perhitungan ulang jalur terpendek.

OSPF merupakan protokol routing yang menggunakan konsep hierarki routing, dengan kata lain OSPF mampu membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokkan, yaitu area.

  • Backbone - Area 0 (Area ID 0.0.0.0), bertanggung jawab mendistribusikan informasi routing antara non-backbone area. Semua sub-Area harus terhubung dengan backbone secara logikal,
  • Standart/Default Area, merupakan sub-Area dari Area 0. Area ini menerima SLA intra-area dan inter-area dari ABR yang terhubung dengan Area 0 (Backbone Area),
  • Stub Area, area yang paling "ujung." Area ini tidak menerima advertise external route (digantikan default area),
  • Not So Stubby Area, Stub Area yang tidak menerima external route (digantikan default route) dari area lain tetapi masih bisa mendapatkan external route dari ruter yang masih dalam 1 area.

Masih menggunakan topologi yang sama seperti kemarin, tapi kali ini penulis akan menerapkan konsep routing dinamis menggunakan protokol OSPF. Sebelumnya pastikan konfigurasi di setiap ruter mikrotik sudah sesuai dengan topologi di atas.

Tes koneksi di setiap PC klien yang berada di bawah ruter.

Sekarang tambahkan routing dengan menggunakan OSPF.

Routing - OSPF

Tab Networks - klik tanda + berwarna biru

Tambahkan semua segmen IP yang ada di masing-masing ruter.

Ruter 1

Daftar segmen IP OSPF

Ruter 1

Ruter 2

Ruter 3

Lihat route list di masing-masing ruter.

Ruter 1

Ruter 2

Ruter 3

Perhatikan di kolom yang diberi tanda merah, secara otomatis routing bertambah dengan tanda flag di samping kiri "DAo (Dynamic Active OSPF)" yang menandakan routing aktif.

Tes koneksi lagi dengan perintah "ping" di PC klien yang berada di bawah ruter. Sebagai contoh dari PC 1 ke PC 3.

Ruter 1

Ada 2 gateway yang menuju ke segmen IP 172.18.2.0/30

Ruter 3

Ada 2 gateway yang menuju ke segmen IP 10.1.1.0/30

Sekarang coba cek jalur routing dengan perintah "tracert" di salah satu PC klien. Sebagai contoh dari PC 1 ke PC 3.

Routing dari PC 1 ke PC 3 melewati gateway yang ada di Ruter 3. Secara otomatis ruter mencari jalur terbaik ke tujuannya. Sekarang coba simulasikan agar jalur yang menghubungkan Ruter 1 dan Ruter 3 terputus, dengan cara disable ether2 di Ruter 1.

Disable ether2

Sekarang hanya 1 gateway saja yang aktif, yaitu melewati Ruter 2 (10.1.1.2).

Ruter 3

Sama seperti di Ruter 1, saat ini gateway yang aktif adalah gateway di Ruter 2 (172.18.2.1).

Tes jalur routing lagi menggunakan "tracert" di command prompt.

Secara otomatis routing berpindah ke gateway di Ruter 2 untuk menuju ke Ruter 3.

Selamat mencoba dan semoga tutorial ini bermanfaat.

Sumber : http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=154

Tidak ada komentar:

Posting Komentar