Senin, 30 November 2020

Static Route Mikrotik

Route adalah metode untuk menentukan jalur sebuah paket data untuk sampai ke tujuan atau destinasi. Route ini sangat diperlukan untuk meminimalisir kegagalan tersebut. Jadi ada beberapa jalur untuk sebuah paket data agar sampai ke alamat yang dituju.

Sebuah ruter memiliki algoritma untuk menentukan jalur routing (route decision). Ada beberapa mekanisme bagaimana ruter memilih jalur routing, yaitu antara lain:

  • Rule routing yang paling spesifik (misal 192.168.100.5/30 lebih spesifik dari 192.168.100.1/24)
  • Distance (ruter akan memilih nilai distance yang paling kecil)
  • Round Robin (random, apabila rule tersebut sama-sama spesifik dan memiliki nilai distance yang sama. Biasa disebut Load Balance

Dengan memiliki beberapa gateway untuk sebuah tujuan (destination) kita bisa melakukan mekanisme jalur cadangan (backup), hal ini sering dikenal dengan istilah failover. Untuk melakukan failover kita dapat memanfaatkan pengaturan pada nilai distance. Dengan nilai distance ini kita dapat menentukan jalur routing mana yang menjadi prioritas dan yang menjadi jalur cadangan (backup). Secara default nilai distance pada mikrotik adalah 0-8, semakin kecil nilai distance maka rule tersebut akan semakin diprioritaskan. 

Supaya dapat menjalankan failover dengan baik selain konfigurasi nilai distance, kita juga akan mengatur parameter check gateway. Mekanismenya akan menggunakan ARP Request atau tes ping yang akan dikirimkan setiap 10 detik. Sebuah link akan dianggap sebagai 'Gateway Time-Out' apabila tidak meneriman respon selama kurang lebih 10 detik dari mesin gateway. Dan akan dianggap 'Unreachable' jika terjadi 3 kali gateway time-out secara berurutan.

Praktek kali ini penulis akan menggunakan 3 buah ruter mikrotik dengan topologi seperti di bawah ini,

Buat 3 buah mesin virtual mikrotik dengan konfigurasi sebagai berikut,

Ruter 1

Ruter 2

Ruter 3

 
Set IP masing-masing ruter sesuai dengan gambar topologi di atas.

Ruter 1

Ruter 2

Ruter 3

Tes 'ping' antar ruter, sebagai contoh di sini penulis akan melakukan 'ping' dari Ruter 1 ke Ruter 2 dan Ruter 3.

Di status muncul keterangan "no route to host" yang berarti tidak ada routing yang menuju ke alamat IP itu di Ruter 1. Agar dapat terhubung ke alamat IP itu berarti ada routing yang harus ditambahkan di Ruter 1.

Menu IP - Routes


Tab General - klik tanda + berwarna biru - Dst. Address = isi alamat IP yang akan dituju - Gateway = isi alamat IP yang menjadi gateway ruter yang dituju - Apply (apabila muncul keterangan "reachable..." berarti konfigurasi sesuai dan berhasil) - OK


Lakukan langkah yang sama di masing-masing ruter.

Ruter 1

Ruter 2


Ruter 3


Setelah selesai, tes lagi menggunakan perintah 'ping'

 
Lakukan hal yang sama di Ruter 2 dan Ruter 3.


Dengan topologi di atas, kali ini penulis akan mencoba menghubungkan semua PC di jaringan tersebut. Buat 3 buah mesin virtual untuk PC klien dengan konfigurasi sebagai berikut,

Klien 1 terhubung ke Ruter 1


Klien 2 terhubung ke Ruter 2


Klien 3 terhubung ke Ruter 3


Tambahkan alamat IP di interface ether3 di masing-masing ruter.

Ruter 1


Ruter 2


Ruter 3


Konfigurasi IP di masing-masing PC klien sesuai dengan segmennya.

PC 1


PC 2


PC 3


Sebelumnya tes koneksi dengan perintah 'ping' ke setiap klien, sebagai contoh di PC klien 1.


Setiap PC belum terhubung satu sama lain karena belum ada routing yang dibuat. Tambahkan routing di masing-masing ruter.

Ruter 1


Ruter 2


Ruter 3


Tes koneksi lagi dengan perintah 'ping'


Cek jalur koneksi dengan perintah 'tracert'

Dari keterangan gambar di atas terlihat untuk routing sudah sesuai. PC 1 apabila ingin menuju ke PC 2 melewati IP gateway di Ruter 2, dan apabila ingin menuju ke PC 3 melewati IP gateway di Ruter 3. Sekarang bagaimana apabila jalur antara Ruter 1 dan Ruter 3 terputus atau bermasalah, yaitu dengan cara mengalihkan routing dari PC 1 ke PC 3 melalui Ruter 2. Dengan memasukkan nilai pada "distance" di ruter, kita dapat mengalihkan routing antar ruter.

Tambahkan routing di Ruter 1 ke arah segmen IP yang menghubungkan Ruter 2 dan Ruter 3 (172.18.2.0/30) melewati gateway di Ruter 2 (10.1.1.2) dan tambahkan routing ke arah segmen yang dituju di Ruter 3 (192.168.3.0/24) melewati gateway di Ruter 2 (10.1.1.2) dan beri nilai pada kolom Distance = 2.



Tambahkan juga routing di Ruter 3 ke arah segmen IP yang menghubungkan Ruter 1 dan Ruter 2 (10.1.1.0/30) melewati gateway di Ruter 2 (172.18.2.1) dan tambahkan routing ke arah segmen yang dituju di Ruter 1 (192.168.1.0/24) melewati gateway di Ruter 2 (172.18.2.1) dan beri nilai pada kolom Distance = 2.



Sebelumnya pastikan jalur antara Ruter 1 dengan Ruter 3 dengan perintah 'tracert' di PC 1.


Keterangan di atas menunjukkan bahwa jalur antara Ruter 1 dan Ruter 3 terhubung langsung, yang artinya klien PC 1 yang berada di bawah Ruter 1 ingin ke tujuan PC 3 yang berada di bawah Ruter 3 langsung terhubung tanpa melalui ruter lain.

Sekarang coba disimulasikan untuk jalur dari Ruter 1 ke Ruter 3 agar terputus, dengan cara disable ether2 yang menghubungkan keduanya.


Di menu Route List terlihat IP tujuan 192.168.3.0/24 dengan gateway 172.17.1.2 nonaktif dan berwarna biru dengan keterangan 'unreachable' dan secara otomatis IP tujuan 192.168.3.0/24 dengan gateway 10.1.1.2 berwarna hitam dengan keterangan 'reachable ether1' dengan flag di samping kiri bertanda "AS" yang artinya Active Static.

Sekarang coba tes koneksi dengan perintah 'tracert' di PC 1.


Keterangan di atas menunjukkan jalur sudah berpindah ke gateway Ruter 2, tapi belum menemukan jalur untuk ke Ruter 3. Caranya yaitu dengan disable routing di Ruter 3 yang ke arah Ruter 1.Berarti disable routing 192.168.1.0/24 dengan gateway 172.17.1.1 dan secara otomatis akan berpindah ke routing 192.168.1.0/24 dengan gateway 172.18.2.1.


Tes lagi dengan perintah 'tracert'


Jalur sudah sesuai dari PC 1 ke PC 3melewati Ruter 2. Tapi ini cara manual dan kurang efektif. Untuk cara lainnya dengan menggunakan fitur Check Gateway.

Tambahkan di routing utama yang memiliki nilai Distance = 1 - Check Gateway = ping

Ruter 1


Ruter 3


Coba tes lagi dengan melakukan disable ether2 di Ruter 1.


Ruter 3


Tanpa harus disable routing, secara otomatis routing akan berpindah mengikuti jalur yang aktif.

Selamat mencoba dan semoga tutorial ini bermanfaat.

Sumber : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar